Selasa, 27 Oktober 2015

Internet of Things ( IoT )

Internet of Things adalah sebuah konsep yang diarahkan sesuai tujuan-tujuan tertentu, seperti memperluas kegunaan dari konektivitas internet yang terhubung secara terus-menerus tanpa henti. Ada pula kemampuan yang termasuk kedalam benda didunia nyata seperti sharing data, remote control, dsb. Contohnya seperti bahan pangan, elektronik, koleksi, dan peralatan apapun, termasuk semua benda hidup yang jaringan lokal global melalui sensor yang sudah dipasang dan selalu aktif. Istilah Internet of Things awalnya dicetuskan oleh Kevin Ashton tahun 1999 lalu mulai terkenal melalui Auto-ID Center di MIT.

Ide sebenarnya diawali dari Auto-ID Center yang berbasis pada RFID ( Radio Frequency Indentification ) dan identifikasinya yang cukup unik melalui Electronic Product code, namun hal ini pun berkembang menjadi obyek yang beralamat yakni IP ( Internet Protocol ) atau URI ( Uniform Resource Identifier ). Pada generasi berikutnya di aplikasi Internet yang menggunakan IPv6 ( Internet Protocol Version 6 ) akan sanggup berkomunikasi dengan perangkat yang melekat pada hampir seluruh benda buatan manusia dikarenakan ruang alamat yang sangat luas dari IPv6. Dalam sistem ini dapat membangun sebuah obyek dalam skala besar.

Cara kerja dari Internet of Things yaitu dengan menggunakan sebuah argumentasi pemrograman dimana disetiap perintah argumen tersebut menghasilkan interaksi antara sesama mesin yang terhubung dengan internet secara otomatis dengan berapa pun jauhnya jarak. Peran manusia disini tidak lebih dari seorang pengatur serta pengawas bekerjanya alat tersebut secara langsung.Ujian terbesar dalam mengkonfigurasi IoT yakni menyusun jaringan komunikasi sendiri dimana jaringan itu sangat amat kompleks serta perlu sistem keamanan yang ketat.Disamping itu, faktor biaya yang cukup mahal pula yang menyebabkan kegagalan yang berujung pada gagalnya proses produksi.

Pembagian Internet of Things yang dikemukan oleh Beecham Research's dengan sektor-sektor yang sangat luas dibagi menjadi kedalam 9 bagian yaitu :
  1. Sektor Pembangunan
  2. Sektor Energi
  3. Sektor Rumah Tangga
  4. Sektor Kesehatan
  5. Sektor Industri
  6. Sektor Transportasi
  7. Sektor Perdagangan
  8. Sektor Keamanan
  9. Sektor Teknologi dan Jaringan
Internet of Things lebih mengacu kepada pengidentifikasian sebuah obyek yang dipresentasikan secara virtual di dunia maya atau internet. Jadi, bisa disimpulkan bila IoT adalah bagaimana sebuah obyek yang nyata di dunia ini digambarkan kedalam bentuk dunia maya ( Internet ). Pengidentifikasian tersebut dapat dilakukan menggunakan beberapa teknologi, diantaranya :
  1. Kode Batang ( Barcode )
  2. Kode QR ( QR Code )
  3. Identifikasi Frekuensi Radio ( RFID )
Manfaat Internet of Things tentunya mempermudah pekerjaan yang kita lakukan menjadi cepat, mudah, dan efisien. Selain itu kita bisa mendeteksi pengguna dimanapun ia berada. Contohnya adalah barcode yang tertera disebuah produk. Dengan adanya barcode, bisa dicek produk mana yg paling laris terjual dan yang kurang diminati. Karena dengan adanya barcode kita tak perlu susah untuk menghitung produk secara manual. Internet of Things juga diaplikasikan kedalam B2B dan instansi pemerintahan, diantaranya : 
  1. Iklan dan pemasaran terhubung
  2. Sistem pengelolaan sampah
  3. Jaringan listrik pintar yang menyesuaikan tarif untuk pengunaan puncak energi
  4. Sister air cerdas
  5. Penggunaan dalam industri
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Internet_of_Things

Senin, 28 September 2015

Ciri, Unsur dan Teori Organisasi

Ciri , Unsur dan Teori Organisasi

Ciri-Ciri Organisasi
Organisasi dapat dibedakan dengan melihat ciri-ciri organisasi yang beraneka ragam antara lain sebagai berikut.

a. Ciri-Ciri Organisasi Secara Umum
  • Memiki tujuan dan sasaran 
  • Memiliki komponen yaitu atasan dan bawahan
  • Adanya kerja sama yang terstruktur 
  • Memiliki pendegelasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas. 
  • Memiliki keterikatakan format dan tatat tertip yang harus ditaati
b. Ciri-Ciri Organisasi Menurut Para Ahli yaitu Berelson dan Steiner 
  • Formalitas, adalah ciri organisasi sosial yang merujuk pada perumusan tertulis daripada peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi dan seterusnya 
  • Hierarki, adalah ciri organisasi yang mengacu pada pola kekuasaan dan kewenangan yang berbentuk piramida, artinya terdapat orang-orang tertentu dengan kekuasaan dan kewenangan yang tinggi dari pada orang biasa dalam organisasi tersebut. 
  • Besar dan Kompleksnya, adalah ciri organisasi sosial yang memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal) yang biasanya disebut dengan "gejala birokrasi"
  • Lamanya (Duration), adalah ciri organisasi dimana eksistensi organisasi lebih lama dari pada keanggotaan pada organisasi tersebut. 
c. Ciri-Ciri Organisasi Modern
  • Organisasi bertambah besar
  • Penggunaan staf lebih intensif 
  • Unsur-unsur organisasi lebih lengkap
  • Pengelolaan data semakin cepat 
  • Adanya prinsip-prinsip atau azas-asaz organisasi
  • Cenderung spesialisasi

Unsur-Unsur Organisasi
Setiap organisasi memiliki beragam unsur antara lain sebagai berikut.

a. Unsur-Unsur Organisasi Secara Umum
  • Man, adalah unsur utama pembentuk organisasi yang disebut sebagai personil atau anggota yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri atas unsur pimpinan (administrator) sebagai pemimpin tertinggi organisasi, para manajer pemimpin unit tertentu suatu kerja sesuai fungsinya dan para pekerja (workers). Setiap hal tersebut merupakan kekuatan organisasi. 
  • Kerja Sama, adalah unsur organisasi dimana setiap anggota atau personil melakukan perbuatan secara bersama-sama untuk tujuan bersama. 
  • Tujuan Bersama, adalah Sasaran yang ingin dicapai/ diharapkan baik dari prosedur, program, pola atau titik akhir dari pekerjaan organisasi tersebut. 
  • Peralatan (Equipment), adalah sarana dan prasarana yang berupa kelengkapan dari organisasi tersebut baik itu berupa bangunan (gedung, kantor), materi, uang, dan kelengkapan lainnya.
  • Lingkungan (Environment), adalah unsur organisasi yang juga memiliki pengaruh. Faktor tersebut adalah ekonomi, sosial budaya, strategi, kebijaksanaan. anggaran, dan peraturan yang telah ditetapkan. 
  • Kekayaan Alam, yang termasuk dengan kekayaan alam adalah air, cuaca, keadaan iklim, flora dan fauna. 
  • Kerangka/Kontruksi Mental Organisasi, adalah landasan dari organisasi yang berada pada visi organisasi tersebut dibuat. 
b. Unsur-Unsur Organisasi Menurut Keith Davis
  • Unsur Pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah
  • Unsur Kedua, adanya sikap sukarela dalam membantu kelompok mencapai tujuan tertentu. 
  • Unsur Ketiga, unsur tanggung jawab merupakan rasa yang paling menonjol dalam menjadi anggota
c. Unsur-Unsur Dasar Organisasi 
  • Personil atau anggota 
  • Visi 
  • Misi 
  • Wewenang 
  • Struktur
  • Hubungan 
  • Formalitas
  • Sumber Energi 
  • Proses Kegiatan organisasi
Teori-Teori Organisasi
Terdapat macam-macam teori organisasi antara lain sebagai berikut.

a. Teori Organisasi Klasik adalah teori yang memiliki konsep organisasi mulai dari tahun 1800 (abad 19) yang mendefinisikan organisasi adalah sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor lain ketika orang bekerja sama. Teori klasik sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi serta pemberian petunjuk mekanistik struktural yang kaku dan tidak kreatif yang digambarkan oleh para teoritisi. Teori Klasik disebut juga dengan teori tradisional. Teori klasik berkembang dalam 3 jenis aliran antara lain sebagai berikut.
  • Teori Birokrasi, teori birokrasi dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya yang berjudul "The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism
  • Teori Administrasi, teori administrasi dikembangkan atas sumbangan dari Henry Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooeny dan Reliey dari Amerika
  • Manajemen Ilmiah, teori ini dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor yang dimulai pada tahun 1900.
b. Teori Organisasi Neoklasik adalah Teori yang menekankan pada pentingnya aspek psikologis dan sosial, baik sebagai individu dan kelompok dalam lingkungan kerja. Teori Neoklasik adalah teori/aliran hubungan manusia (The Human Relation Movement). Dalam pembagian kerja, diperlukan hal-hal berikut yang telah dikemukakan teori neoklasik antara lain sebagai berikut.
  • Partisipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan 
  • Perluasan kerja, yaitu sebagai kebalikan dari pola spesialisasi
  • Manajemen bottom-up, yang akan memberikan kesempatan para junior untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak. 
c. Teori Organisasi Modern adalah teori yang bersifat terbuka dimana semua unsur organisasi satu kesatuan yang saling ketergantungan. Teori modern dipelopori oleh Herbert Simon yang ditandai dan dimulai disaat berakhirnya gerakan contingency. Teori modern disebut juga sebagai analisa system pada organisasi yang merupakan aliran ketiga terbesar dalam teori organisasi dan manajemen. Sistem terbuka yang dipelopori Katz dan Robert kahn dalam bukunya "the social psychology of organization". yang menjelaskan dalam bukunya mengenai keunggulan sistem terbuka


Sumber : http://www.artikelsiana.com/2015/04/pengertian-organisasi-tujuan-ciri-ciri-manfat-unsur-unsur-organisasi.html

Arti Pengertian Organisasi

Organisasi
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi orang-orang untuk berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uangmaterialmesinmetodelingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
·         Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama 
·         James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama 
·         Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
·         Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat di sekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran 
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

Sumber : https://id.wikipedia.org/ 

Sabtu, 20 Juni 2015

Ilmu Budaya Dasar

Kompetensi Dasar Apa Yang Ingin Dicapai Setelah Anda Belajar Ilmu Budaya Dasar (IBD) ?
Kompetensi yang ingin saya capai melalui sudut pandang sebagai seorang mahasiswa yakni , Agar saya selaku mahasiswa dapat menjadi seseorang yang berpikiran luas namun kritis terhadap sekitar, memiliki tingkat kekreatifan yang memadai , sistematik dan ilmiah, berwawasan luas, etis, memiliki kepekaan terhadap orang lain dan empati sosial, bersikap demokratis, memiliki keadaban, serta dapat ikut serta dalam berperan mencari solusi pemecahan masalah sosial dan budaya secara arif dan bijaksana.
Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar (IBD) ini diharapkan dapat menjadi sebuah pelajaran, khusunya kami selaku mahasiswa dalam menghadapi tantangan sosial budaya dikemudian hari. Serta mampu memberikan kontribusi positif  guna melakukan pemecahan masalah-masalah sosial budaya.

      Apa Pendapat Kalian Tentang Perbedaan Suku – Suku Yang Ada Di Indonesia Dapat Bersatu Menjadi Suatu Kesatuan Yang Disebut Bhineka Tunggal Ika Yang Menjadi Dasar Negara Indonesia ?
Pendapat saya mengenai hal tersebut yakni sangatlah baik. Kenapa? Karena dengan bersatunya aneka suku yang ada di Indonesia dapat membuktikan satu hal yakni meskipun diwarnai oleh beragam suku bangsa , namun dengan mempersatukan misi dan sudut pandang keseluruhan suku tersebut , maka tercapailah sebuah persatuan yang membentuk satu kesatuan yang utuh. Selain itu, dampak lain yang dapat kita rasakan adalah lebih memperkaya kita selaku warga negara tentang budaya -budaya yang berasal dari masing-masing suku di Indonesia. 

Manakah Yang Benar, Kebudayaan Adalah Produk Manusia Atau Manusia Adalah Produk Kebudayaan ? (Jelaskan)
      Saya berpendapat bahwa kebudayaan adalah produk manusia.
Dasar dari pendapat saya diatas yaitu , dikarenakan manusia lah yang menciptakan sebuah kebudayaan. Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam raya ini. Kebudayaan tersebut pada nantinya akan dilestarikan , baik dengan cara menurunkan kepada generasi dibawahnya dengan mencontohkan kebudayaan tersebut , maupun yang hanya berupa cerita dari mulut ke mulut. Selain itu , produk-produk kebudayaan pun dapat digunakan sebagai penunjang kehidupan manusia itu sendiri.

Sabtu, 25 April 2015

Ilmu Budaya Dasar



Suku Mamasa

Suku Mamasa, adalah suatu komunitas masyarakat asli yang berada di kabupaten Mamasa di provinsi Sulawesi Barat. Masyarakat suku Mamasa tersebar di seluruh kecamatan di kabupaten Mamasa. Selain itu populasi suku Mamasa juga terdapat di kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.

Suku Mamasa merupakan bagian dari sub-suku Toraja. Secara adat-istiadat dan budaya, berkerabat dengan suku Toraja. Selain itu bahasa Mamasa juga mirip dengan bahasa Toraja. Oleh karena itiu suku Mamasa ini sering juga disebut sebagai suku Toraja Mamasa. Tapi walaupun orang Mamasa mengaku berdarah Toraja, tapi mereka cenderung lebih suka menyebut diri mereka sebagai suku To Mamasa. Selain itu masyarakat suku Mamasa tidak memiliki upacara adat sebanyak sebagaimana upacara adat di Toraja.

Orang Mamasa sebagian masih ada yang mempraktekkan tradisi dari agama tradisional leluhur mereka, yang disebut "Ada' Mappurondo" atau "Aluk Tomatua". Tradisi agama tradisional ini tetap terpelihara dan terus terwariskan ke generasi berikutnya. Tradisi dari Ada 'Mappurondo ini dilaksanakan terutama setelah panen padi berakhir, sebagai ucapan syukur atas hasil panen mereka.

Ada satu tradisi dari agama tradisionl suku Mamasa, yang unik dan mungkin tidak ada di daerah lain, aitu tradisi penguburan orang yang telah mati, tapi dengan membuat sang jenazah berjalan dengan sendirinya menuju kuburan yang telah disiapkan. Mereka percaya bahwa semua mayat dari sebuah keluarga atau kerabat akan berada di tempat yang sama dalam kehidupan sesudahnya,

Suku Mamasa memiliki rumah adat yang berfungsi sebagai rumah tinggal di masa lalu maupun sebagai tempat penyimpanan hasil panen. Rumah adat suku Mamasa ini sangat unik, yang menurut mereka menyerupai bentuk kapal, seperti kapal-kapal para nenekmoyang mereka ketika berangkat dari negri asal, menyeberangi laut dan berhenti di daerah ini melalui hulu sungai. Rumah adat suku Mamasa mirip dengan rumah adat suku Toraja. Kemiripan ini dikarenakan memang asal-usul suku Mamasa dan suku Toraja adalah berasal dari satu rumpun.
Mengenang beberapa tahun silam dan terkesima dengan cerita Deng Marowa, seorang pensiunan guru yang tinggal di Lemba Banggo, dekat BTS Telkomsel, Desa Osango, Kec. Mamasa. Bahwa Mamasa itu bukanlah sekedar sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat. Tetapi kabupaten yang berhawa sejuk ini adalah salah satu pusat peradaban manusia di masa lalu. Mungkin lebih dari itu, menurut Deng Marowa, moyang orang Mamasa adalah, manusia-manusia pertama di muka bumi ini setelah air bah- banjir besar -jaman Nabi Musa AS.

Bukan sekedar bertutur, pria usia gaek, Deng Marowa itu mengeluarkan juga catatan tentang hipotesanya itu dalam bentuk buku tebal yang telah ditulisnya bertahun-tahun. Meskipun masih menggunakan mesin ketik manual, dimana karakter “A”-nya sudah kabur. Tapi penulis dapat juga mencerna tulisan yang ratusan halaman itu yang intinya adalah sejarah manusia-manusia pertama di Mamasa. Dalam hipotesa-hipotesa antropologinya tersebut Deng Marowa juga member gambaran kuat bahwa moyang orang Mamasa adalah nenek-neneknya orang-orang Sulawesi yang juga merupakan manusia-manusia pertama di bumi. Mereka membangun perdabannya secara terus menerus, menciptakan budaya, agama dan seni serta menata pola-pola sosialnya dalam bentuk pemerintahan, kemudian hari di kenal dengan kehadatan Mamasa.

Tentang asal usul orang Mamasa, hampir semua catatan tentang Mamasa menyebutkan, bahwa dalam kisaran cerita yang diturunkan secara turun temurun. Tentang enam orang bersaudara, berbadan besar dan tegak dari Ulu Sa’dang (wilayah ini dalam Kabupaten Tana Toraja, red.) berjalan melakukan pengembaraan. Mereka itu bernama Puang Rimulu,’ Mangkoana (Lando Belue’), Pongka Padang, Bombong Langi, Lando Guntu dan Lombeng Susu.

Tentang pertemuan antara Pongka Padang dan To Rije’ne tersebut, selain perpaduan asmara dua manusia, satu dari laut dan satu dari gunung. Secara tersirat menyimpulkan adanya pertemua dua dunia budaya yang berbeda. To Rije’ne, bila dieja secara sintaksis, To, berarti manusia atau orang, Rije’ne artinya dari air. Kosa kata ini adalah bahasa Makassar, bahasa yang dipakai pada salah satu pusat kerajaan dan budaya di Sulawesi Selatan, yaitu Kerajaan Gowa. Dan disebutkan juga dalam berbagai literatur bahwa dari Gowa adalah salah pusat penyebaran manusia-manusia pertama di Sulawesi Selatan. Juga bila melihat nama-nama dari sebelas cucu Pongka Padang – To Rije’ne, ada Daeng Matana di Mambi, Daeng Maroe di Taramanu’ (Ulu Manda’), Daeng Kamahu di Sumahu, Daeng Maroe di Taramanu, memiliki kemiripan dengan nama-nama orang Makassar.

Ditemukan beberapa kosa kata dalam bahasa Mamasa yang sangat identik dengan Bahasa Makassar, misalnya “pira,” dan “allo.” Proses geminasi (penebalan) untuk mengatakan “berapa hari” bahasa Mamasa menyebutnya “piranggallo,” identik dengan Bahasa Makassar pada arti yang sama. Namun begitu untuk menarik satu kesimpulan, empirik seperti ini butuh yang riset yang mendalam.

Catatan tentang asal usul orang Mamasa dan budayanya menjadikan daerah yang terletak di dataran tinggi Pulau Sulawesi ini adalah wilayah yang ternama di masa lalu. Mamasa yang dulu masih kental dengan sebuta kawasan atau daerah Pitu Ulunna Salu adalah moyang yang berdifusi secara luas ke seluruh suku-suku bangsa di Pulau Sulawesi, khususnya pada Mandar, Bugis dan Makassar.
Karena itu memiliki akar budaya yang kuat. Bahkan oleh kekuatan budayanya, Mamasa memili perisinsipnya yang diturunkan oleh moyangnya, dimana orang Mamasa telah diajarkan pola-pola kebersamaan dan kegotongroyongan yang dikenal dengan istilah “Mesa Kada dipotuo, patang kada dipomate.” Ini adalah nalar lokal yang memiliki akar yang kuat dan hidup dalam diri orang-orang Mamasa. Menjadikan Mamasa daerah yang kental persaudaraaannya satu sama lain. Sehinga tidak persoalan atau permasalahan yang tidak dapat diselesaikan. Karena orang-orang Mamasa menjunjung tinggi norma-norma adat yang telah melingkupinya secara turun temurun.

“Saya melihat hal ini adalah kekuatan yang tidak ternilai harganya bila dikaitkan dengan upaya-upaya percepatan pembangunan masyarakat Mamasa secara luas. Dimana dengan akar budaya tersebut, pemerintah akan menempatkan dirinya sebagai inspirator dan motivator dalam pembangunan. Tentunya dengan tetap kedepankan etika-etika budaya yang berkembang di masyarakat, secara lansung dapat memberikan kesepahaman yang sama, bahwa masyarakat itu bukan semata-mata sebagai obyek pembangunan, tetapi juga adalah bagian terpentig bagi kemajuan daerah ini. Artinya, masyarakat ditempatkan sebagai pelibat dan juga adalah pelaku pembangunan.”

Begitu dikatakan oleh Bupati Mamasa, H. Ramlan Badawi dalam melihat prospek untuk membangun Mamasa dalam bingkai budaya, itu adalah upaya-upaya pemerintah daerah membangun daerah ini secara seutuhnya. Dengan kata lain, bahwa masyarakat yang sejatera itu, adalah sejahtera secara penuh atas ketersediaan kebutuhan jasmani dan rohani. Atas beberapa frame-frame wacana di atas serta kekuatan nalar lokal dan kemandirian budaya dan wilayah yang dimiliki oleh Mamasa, kenapa daerah belum mendapat pengukuhan sebagai suku bangsa. Bahkan karena tidak mandirinya tersebut, Mamasa masih dibayang-bayangi dintara Suku Toraja dan Mandar. 

Pada hal untuk menjadi suku bangsa disebutkan cirinya. Bahwa Kelompok etnik atau suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama dentitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut seperti kesamaan budaya, bahasa,agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis. (Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).

Hipotesa lain yang bersumber dari beritadaerah.com, budaya sulawesi dan alexnova-alex.blogspot.com, letak geografis dan historis kabupaten mamasa mengisyaratkan Mamasa sebagai suku yang mandiri dengan menyebutkan, bahwa Suku Mamasa, adalah suatu komunitas masyarakat asli yang berada di kabupaten Mamasa di provinsi Sulawesi Barat. Masyarakat suku Mamasa tersebar di seluruh kecamatan di kabupaten Mamasa. Selain itu populasi suku Mamasa juga terdapat di kabupaten Banggai Sulawesi Tengah. Disebutkan pula, walaupun orang Mamasa mengaku berdarah Toraja, tapi mereka cenderung lebih suka menyebut diri mereka sebagai suku To Mamasa.

Selain itu masyarakat  Mamasa tidak memiliki upacara adat sebanyak sebagaimana upacara adat di Toraja. Orang-oran Mamasa dulu dan masih ada sebagian yang mempraktekkan tradisi dari agama tradisional leluhur mereka, yang disebut "Ada' Mappurondo" atau "Aluk Tomatua". Tradisi agama tradisional ini tetap terpelihara dan terus terwariskan ke generasi berikutnya. Tradisi dari Ada 'Mappurondo ini dilaksanakan terutama setelah panen padi berakhir, sebagai ucapan syukur atas hasil panen mereka.

Ciri lain Suku Mamasa yang spesifik dari agama tradisionalnya yaitu tradisi penguburan orang yang telah mati, tapi dengan membuat sang jenazah berjalan dengan sendirinya menuju kuburan yang telah disiapkan. Mereka percaya bahwa semua mayat dari sebuah keluarga atau kerabat akan berada di tempat yang sama dalam kehidupan sesudahnya, Orang-orang Mamasa juga berbicara dalam bahasa Mamasa. Bahasa Mamasa ini dikelompokkan ke dalam sub-dialek dari bahasa Toraja, karena banyak terdapat kesamaan bahasa antara bahasa Mamasa dan bahasa Toraja. Penutur-penutur Bahasa Mamasa dijumpai di sepanjang sungai Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Bahasa Mamasa memiliki beberapa dialek, yaitu, dialek Mamasa Utara, dialek Mamasa Tengah, dialek Pattae’ (Mamasa Selatan, Patta’ Binuang, Binuang, Tae’, Binuang-Paki-Batetanga-Anreapi).

Sisi lain dalam kehidupan orang Mamasa adalah memiliki rumah Adat, yang disebut sebagai "Banua" yang berarti "rumah", terdiri dari 5 jenis rumah dan digunakan berdasarkan tingkatan sosial, yaitu, Banua Layuk, “layuk” berarti "tinggi", maka “Banua Layuk” artinya “Rumah Tinggi”, yang berukuran besar dan tinggi. Pemilik rumah ini merupakan pemimpin dalam masyarakat atau bangsawan. Banua Layuk berlokasi di Rantebuda, Buntukasisi. Orobua dan Tawalian. Semua berada di wilayah kecamatan Mamasa. Banua Sura, “sura” berarti “ukir”, jadi “Banua Sura” berarti “Rumah Ukir”, besar dan tingginya tidak seperti banua layuk. Penghuni rumah merupakan pemimpin dalam masyarakat dan bangsawan. Banua Bolong, “bolong” berarti “hitam”. Rumah ini dihuni oleh orang kaya dan pemberani dalam masyarakat. Banua Rapa, rumah ini memiliki warna asli (tidak diukir dan tidak dihitamkan), dihuni oleh masyarakat biasa.Banua Longkarrin, rumah bagian tiang paling bawah bersentuhan dengan tanah dialas dengan kayu (longkarrin), dihuni oleh masyarakat biasa. 

Selain sebagai tempat tinggal dan pusat kegiatan uapacara-upacara adat rumah bagi orang Mamasa merupakan simbol eksistensinya. Namun kini akibat arus jaman, rumah-rumah adat di Mamasa yang semakin lama semakin hilang.Walaupun rumah adat Mamasa mirip dengan rumah adat Toraja, namun memiliki perbedaan yang mendasar dengan rumah adat Toraja, yaitu rumah adat Mamasa memiliki atap kayu yang berat dengan bentuk yang tidak terlalu melengkung, sementara rumah adat Toraja memiliki atap kayu dengan bentuk seperti karakter "U".


Masyarakat Mamasa ini sebagaimana lazimnya di nusantara adalah masyarakat agraris hidup pada hasil pertanian. Mereka bercocok taman, padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, sayur-sayuran dan berbagai jenis buah-buahan. Mereka juga memiliki perkebunan yang ditanami kopi dan kakao yang dikelola dengan cara tradisional. Di luar bidang pertanian, mereka juga memelihara hewan ternak, seperti babi, kerbau, sapi, kuda, kambing, ayam dan bebek.
Asal-usul suku Mamasa menurut sebuah cerita rakyat yang terpelihara di kalangan suku Mamasa, menceritakan bahwa "Nene' Torije'ne" (nenek moyang nenek) datang dari laut dan "Nenek Pongkapadang" (nenek moyang kakek) datang dari sebelah timur pegunungan pulau ini. 

Mereka bertemu satu sama lain kemudian pindah ke Buntu Bulo, di desa Tabulahan dekat kabupaten Mamuju.Menurut para peneliti, suku Mamasa ini dahulunya adalah berasal dari orang-orang Toraja Sa'dan yang bermigrasi ke wilayah ini. Tumbuh dan berkembang menjadi suatu komunitas yang sekarang lebih umum dikenal sebagai suku Mamasa.

Suku Mamasa, secara mayoritas adalah pemeluk agama Kristen. Perkembangan agama Kristen diterima oleh masyarakat suku Mamasa sekitar awal tahun 1900, oleh misionaris dari Belanda.
 
Suku Mamasa berbicara dalam bahasa Mamasa. Bahasa Mamasa ini dikelompokkan ke dalam sub-dialek dari bahasa Toraja, karena banyak terdapat kesamaan bahasa antara bahasa Mamasa dan bahasa Toraja. 

Bahasa Mamasa diucapkan di daerah sepanjang sungai Mamasa kabupaten Polewali Mamasa provinsi Sulawesi Barat.


Bahasa Mamasa memiliki beberapa dialek, yaitu:

  • dialek Mamasa Utara
  • dialek Mamasa Tengah
  • dialek Pattae’ (Mamasa Selatan, Patta’ Binuang, Binuang, Tae’, Binuang-Paki-Batetanga-Anteapi.


Suku Mamasa memiliki Rumah Adat, yang disebut sebagai "Banua" yang berarti "rumah", terdiri dari 5 jenis rumah dan digunakan berdasarkan tingkatan sosial, yaitu:
  1. Banua Layuk, “layuk” berarti "tinggi", maka “Banua Layuk” artinya “Rumah Tinggi”, yang berukuran besar dan tinggi. Pemilik rumah ini merupakan pemimpin dalam masyarakat atau bangsawan. Banua Layuk berlokasi di Rantebuda, Buntukasisi. Orobua dan Tawalian. Semua berada di wilayah kecamatan Mamasa
  2. Banua Sura, “sura” berarti “ukir”, jadi “Banua Sura” berarti “Rumah Ukir”, besar dan tingginya tidak seperti banua layuk. Penghuni rumah merupakan pemimpin dalam masyarakat dan bangsawan
  3. Banua Bolong, “bolong” berarti “hitam”. Rumah ini dihuni oleh orang kaya dan pemberani dalam masyarakat.
  4. Banua Rapa, rumah ini memiliki warna asli (tidak diukir dan tidak dihitamkan), dihuni oleh masyarakat biasa.
  5. Banua Longkarrin, rumah bagian tiang paling bawah bersentuhan dengan tanah dialas dengan kayu (longkarrin), dihuni oleh masyarakat biasa

Rumah adat Mamasa merupakan simbol eksistensi suku Mamasa saat ini, yang semakin lama semakin hilang oleh arus perubahan zaman. Rumah adat Mamasa mirip dengan rumah adat Toraja, perbedaannya yaitu rumah adat Mamasa memiliki atap kayu yang berat dengan bentuk yang tidak terlalu melengkung, sementara rumah adat Toraja memiliki atap kayu dengan bentuk seperti huruf "U".

Masyarakat suku Mamasa hidup pada hasil pertanian, pada tanaman padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, sayur-sayuran dan berbagai jenis buah-buahan. Mereka juga memiliki perkebunan yang ditanami kopi dan kakao yang dikelola dengan cara tradisional. Di luar bidang pertanian, mereka juga memelihara hewan ternak, seperti babi, kerbau, sapi, kuda, kambing, ayam dan bebek. Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, dan juga dijual untuk menambah penghasilan keluarga.